Stories. Reasons. Dreams.

19.41

"Hah lo gak pernah ke Bali?!"
"Singapore juga?!"
"Iya. Emang napa?"
"..."

------------------------------

Gue Naya, 15 tahun, dan belum pernah menapakkan kaki di negara lain selain negara yang gue tinggali sekarang ini alias Indonesia.

Mungkin nggak aneh, atau bahkan biasa aja. Gue yakin banyak dari lo yang juga sama dengan gue. Mentok-mentok cuma pergi keluar Pulau Jawa aja. Kayak gue, yah gue paling jauh pergi ya ke Padang, itupun baru pas liburan lalu.

Tapi buat sebagian orang; yang mungkin berkecukupan atau setidaknya orangtuanya mampu untuk membiayai anaknya untuk jalan-jalan ke luar negeri ataupun luar daerah di setiap liburannya; ini hal yang aneh.

Dan orang-orang ini, kebetulan, gue temukan di SMA gue sekarang ini.

Gue nggak bermaksud bilang SMA gue ini penuh dengan anak-anak tajir atau gimana, nggak. Anak-anak di sini hanya... beruntung. Yah, mungkin itu kata yang pas.

Awal gue masuk disini, gue kaget banget dengan teman-teman gue yang sering menceritakan pengalaman mereka pergi liburan atau berkunjung ke berbagai negara; tentunya bukan dalam konteks menyombongkan diri. Cuma obrolan ringan aja, tapi diselingi cerita-cerita macam itu.

...setiap kali mereka cerita, gue cuma bisa dengerin sambil memaksa otak untuk memvisualisasikan setiap cerita mereka karena gue belom kesampean untuk melihat langsung apa yang mereka maksud. Setelah obrolan macam itu, biasanya gue cuma bisa menarik napas sambil berdoa supaya gue bisa nyusul mereka. Amin.

Bahkan obrolan macam itu makin sering gue denger ketika gue berada di kelas X akhir hingga sekarang kelas XI, dimana gue menemukan teman-teman yang mempunyai visi ke depan. Umumnya, mereka memiliki 'akses' atau mereka mempunyai banyak pengalaman dalam hal pergi ke negara lain.

Gue bukannya nggak bersyukur dengan keadaan gue sekarang. I know my parents work so hard to make sure my sister and I get to eat everyday and to pleasure us. I don't blame them. At all. Even, I truly appreciate their hard work. Malah kerja keras mereka itu yang bikin gue terpacu untuk bisa ke luar negeri dan mungkin mengajak mereka buat ikut gue juga. :)

Walaupun gue, jujur aja suka ngerasa sedih atau iri sama temen-temen gue tadi, tapi itu lah yang bikin gue semangat buat ngejar mimpi-mimpi gue...

Ah ya, tentang mimpi, gue udah pernah cerita di post gue yang ini. Yap, itu dia hal yang bikin gue nggak down terus-terusan pas denger cerita macam begitu. Mimpi. Dreams.

Mimpi terbesar gue adalah bisa pergi ke berbagai belahan dunia dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat; mungkin untuk belajar, bekerja, atau sekedar meng-explore kebudayaan di dunia ini.

Mungkin gue sombong yah, secara mimpi gue aja belum kewujud tapi udah sok-sokan nulis kayak begini. Hehe.

...But anyway, sekarang ngerti kan kenapa gue pengen banget sekolah di luar negeri? :)

---------------------------

Gue Naya, 15 tahun.

Sepuluh tahun lagi, mungkin lo akan ketemu gue di Times Square sedang menjelajah kota New York, atau di Eiffel sedang menatap indahnya kota Paris di malam hari, atau di Masjidil Haram saat kita menunaikan shalat bersama, atau di tempat menakjubkan lainnya yang berada di atas sebuah bola raksasa dengan lebih dari 190 negara dengan ratusan bahkan ribuan kebudayaan di tiap negaranya.

Sampai berjumpa, Kawan.

-14-1-25-1-

You Might Also Like

1 komentar

  1. nay gausah dipikirin terlalu dalam lah kan mrk jg ke sana dari uang orang tua mereka jadi belum bisa dibilang mereka beruntung, yang beruntung tuh yg bisa berangkatin keluarganya. gue yakin suatu saat lo yg nraktir keluarga lo naik haji dan pergi ke yunani atau negara lainnya :) semangat nay!

    BalasHapus